Mengapa Gen Z Pilih Revenge Quitting? Dampak Budaya Kerja Ekstrem pada Pekerja Muda
Belakangan ini, kamu mungkin sering mendengar istilah revenge quitting yang muncul sebagai tren baru di dunia kerja, terutama di kalangan generasi muda atau Gen Z. Apa sih sebenarnya revenge quitting itu?
Secara sederhana, revenge quitting adalah saat seseorang mengundurkan diri dari pekerjaannya dengan cara yang dramatis, bahkan hingga memviralkan pengunduran dirinya di media sosial. Bagi banyak orang, ini bukan sekadar keluar dari pekerjaan, tapi sebuah bentuk protes terhadap kondisi kerja yang dianggap tidak sehat dan merugikan.
Lalu, mengapa Gen Z, yang berusia antara 18–30 tahun, cenderung memilih cara ini?
1. Kesehatan Mental Lebih Utama
Generasi ini sangat peduli dengan kesehatan mental mereka. Mereka tidak mau lagi terjebak dalam pekerjaan yang membuat stres atau membuat mereka merasa tidak dihargai. Lebih memilih untuk keluar secara dramatis daripada terus terjebak dalam rutinitas yang merusak.
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z lebih terbuka untuk berbicara tentang perasaan mereka. Mereka sadar bahwa kerja keras itu penting, tapi kalau itu mulai mengancam kesejahteraan, lebih baik pergi dan mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan nilai dan prioritas mereka.
2. Budaya Kerja yang Toksik
Banyak Gen Z yang memilih revenge quitting karena merasa bahwa budaya kerja yang ada tidak mendukung keseimbangan kehidupan kerja mereka. Mereka merasa terjebak dalam lingkungan yang penuh tekanan, dengan ekspektasi yang tidak realistis dan manajemen yang tidak memperhatikan kebutuhan karyawan.
Kalau budaya kerja lebih mengutamakan hasil tanpa memperhatikan proses, atau bahkan tidak memberikan penghargaan yang layak, wajar saja mereka memilih untuk keluar dengan cara yang "berani" sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan.
3. Pekerjaan Harus Sesuai Nilai Mereka
Gen Z ingin bekerja dengan perusahaan yang sejalan dengan nilai-nilai mereka. Mereka ingin bekerja di tempat yang tidak hanya memberikan gaji, tapi juga memberi ruang bagi mereka untuk berkembang dan merasa berarti. Kalau perusahaan tidak bisa memberikan itu, mereka lebih memilih untuk mencari tempat lain yang lebih menghargai mereka sebagai individu, bukan sekadar tenaga kerja.
4. Kesadaran akan Keseimbangan Hidup
Salah satu hal yang sangat diperjuangkan oleh Gen Z adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Bagi mereka, bekerja keras itu penting, tapi kehidupan pribadi dan kebahagiaan juga tak kalah penting. Jika pekerjaan mereka mulai mengganggu hal-hal tersebut, mereka tak ragu untuk memilih keluar.
Fenomena revenge quitting ini sebenarnya menjadi sinyal bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan. Banyaknya pekerja yang memilih untuk keluar dengan cara yang dramatis bisa jadi peringatan bahwa perusahaan perlu lebih menghargai karyawannya, menciptakan budaya yang lebih sehat, dan memastikan bahwa pekerjaan yang mereka lakukan sejalan dengan nilai-nilai mereka.
Jadi, bagi kamu yang merasa terjebak dalam lingkungan kerja yang toksik, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan apakah itu benar-benar tempat yang tepat untuk berkembang. Jangan takut untuk mencari tempat yang lebih sesuai dengan impian dan kesehatan mentalmu.
Komentar
Posting Komentar